EMPAT PARAMETER IT BALANCE SCORECARD danPROSPEK PERKEMBANGAN PROFESI TEKNIK INDUSTRI MENGHADAPI TANTANGAN MASA DEPAN
Empat Parameter IT Balance Scorecard
Menurut Grembergen (2001, p1) konsep Balance Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton dapat diimplementasikan ke fungsi IT dan proses-prosesnya sehingga timbul konsep Information Technology Balance Scorecard. Implementasi Balance Scorecard pada fungsi TI ini menjadi tool yang semakin popular digunakan oleh perusahaan-perusahaan. IT Balance Scorecard terbagi menjadi empat faktor, yaitu:- Kontribusi Perusahaan (Corporate Contribution)
- Orientasi Pengguna (User Orientation)
- Penyempurnaan Operasional (Operational Excellent)
- Orientasi Masa Depan (Future Orientation)
Faktor Kontribusi Perusahaan berkaitan dengan pertanyaan “Bagaimanakah pandangan manajemen terhadap divisi TI?”
Faktor Kontribusi Perusahaan berkaitan dengan business value yang dihasilkan dari investasi TI. Faktor ini mengevaluasi kontribusi divisi TI terhadap perusahaan dilihat dari sudut pandang Dewan Direksi dan pemegang saham.
Jika sebuah investasi TI tidak menghasilkan kontribusi bagi perusahaan maka jelas bahwa investasi tersebut tidak berguna. Jika apa yang dihasilkan divisi TI tidak berguna, maka keberadaan divisi TI hanya merupakan beban bagi perusahaan dan perlu ditinjau ulang atau direstrukturisasi.
Menurut Grembergen, hal yang dibahas dalam Kontribusi Perusahaan ini yaitu kontribusi strategis, performa yang sinergis, nilai bisnis dari proyek TI dan manajemen dari investasi TI-nya. Tolak ukur yang digunakan berdasarkan standar obyektif yang tersedia atau yang dapat ditentukan dan hampir semua kasus berasal dari sumber eksternal.
Faktor Orientasi Pengguna
Faktor Orientasi Pengguna berkaitan dengan pertannyaan “Bagaimanakah pandangan pengguna terhadap divisi IT?”. Divisi TI merupakan bagian dari perusahaan yang bertanggung jawab sebagai penyedia TI, sehingga yang dimaksud dengan pengguna disini adalah pengguna internal perusahaan yakni pegawai perusahaan, dan bisa juga pelanggan dari unit bisnis yang terkait.
Adanya pengguna sangat menentukan keberadaan dan fungsi divisi TI. Tanpa pengguna, produk, aplikasi dan operasi teknologi informasi yang dihasilkan oleh divisi TI akan sia-sia atau tidak dapat digunakan. Lebih dari itu, pandangan pengguna terhadap divisi TI merupakan hal yang sangat penting.
Menurut Grembergen, perspektif Orientasi Pengguna mengevaluasi performa TI dari pandangan pelaku bisnis serta pelanggan dari unit bisnis. Hal yang dibahas dalam orientasi pengguna yaitu kepuasan pelanggan, penggabungan TI atau bisnis, keberhasilan pengembangan aplikasi dan tingkat keberhasilan pelayanan.
Faktor Penyempurnaan Operasional
Pengukuran pada faktor ini memfokuskan pada proses pengembangan aplikasi TI yang baru dan proses komputasi. Menurut Grembergen, faktor Penyempurnaan Operasional mengevaluasi keberhasilan TI dari pandangan manajemen TI dan badan audit serta pokok pengaturannya. Hal yang dibahas dalam penyempurnaan operasional yaitu proses keunggulan, proses yang cepat tanggap, pengelolaan jaminan, dan perlindungan serta keamanan. Selain itu, efisiensi menjadi sangat penting untuk menjamin hasil sempurna dengan biaya operasional dan pengembangan yang seminimal mungkin.
Penyempurnaan Operasional mempunyai kontribusi sangat penting, karena berakibat pada dua hal, yaitu kualitas produk dan penekanan biaya TI. Dampak dari kurang diperhatikannya hal ini adalah beban kerja personil TI yang tinggi karena prosedur kerja yang kacau menyebabkan banyak kesalah pahaman dan pekerjaan ulang.
Faktor Orientasi Masa Depan
Menurut Grembergen, perspektif Orientasi Masa Depan mengevaluasi keberhasilan TI dari pandangan perusahaan khususnya divisi TI itu sendiri yaitu proses kepemilikan, pelaksanaan dan pendukung tenaga ahli. Hal yang dibahas dalam orientasi masa depan yaitu peningkatan kemampuan perusahaan, keefektifan manajemen karyawan, perkembangan arsitektur perusahaan, dan penelitian terhadap teknologi-teknologi baru yang muncul.
Faktor ini bertanggung jawab menyiapkan personil TI yang profesional untuk menghadapi tantangan masa depan. Minimal tiga sampai
Banyak perusahaan yang kurang menyadari perlunya persiapan menghadapi perkembangan TI. Pada saat kecenderungan TI berubah, perusahaan yang sumber daya TI-nya tidak memiliki keahlian dan pengetahuan akan perubahan yang baru itu akan kalah bersaing.
Langkah-langkah Perancangan IT Balance Scorecard
Menurut Purnomo (2002, p10) langkah-langkah membangun IT Balance Scorecard adalah:
- Menyelaraskan Visi dan Misi ke Strategi TI
- Membangun hubungan sebab akibat
- Menentukan Obyektif dan ukuran strategis
- Menentukan target dan inisiatif strategis
PROSPEK PERKEMBANGAN PROFESI TEKNIK INDUSTRI MENGHADAPI TANTANGAN MASA DEPAN
“Industrial engineering is concerned with the design, improvement and instalation of integrated system of people, information, equipment, and energy. It draws upon specialized knowledge and skills in the mathematical, phisical and social sciences, togethe with the principles and methods of analisis and design to specify predict and evaluate the results to be obtained from such system” (Institute of Industrial Enginereeng - IIE)1. LATAR BELAKANG HISTORIS
Teknik Industri –istilah ini diterjemahkan dari kata ” indusrial engineering
” —sebagai suatu disiplin ilmu keteknikan teknologi yang tergolong baru
dibandingkan dengan disiplin ilmu keteknikan yang lain (teknik sipil, teknik
mesin, teknik elektro, dan sebagainya ); lahir dan memiliki akar yang kuat dari
proses Revolusi Industri yang berlangsung hampir dua abad yang lalu. Disiplin
ini pada awalnya dikembangkan oleh beberapa individu (Tylor, Gilbreth, dll)
yang berusaha untuk mencari metoda-metoda untuk meningkatka produktivitas kerja
melalui stusi kerja yang lebih efektif-efisien dengan mengkaji interaksi kerja
mannusia-mesin sebagai suatu sistem yang integral. Sekitar satu abad yang lalu,
Frederick Winslow Taylor (1856-1915 — seorang insunyur mesin yang masih muda
waktu itu —mengembangkan teori ” scientific management “-nya yang menghasilkan
pradigma baru yang beranjak dari ekonomi agraris bergerak menuju ekonomi
produksi (industri).
Apa yang dikembangkan oleh Taylor
dengan prinsip-prinsip “scientific management” yang diterapkan melalui
studi-studi perancangan kerja (work study/design) tidaklah jauh berbeda dengan
apa-apa yang dikerjakan oleh para sarjana teknik industri sekarang ini. Kalau
bisa disimpulkan , fokus dari fungsi dan peran disiplin teknik industri akan
berkisar pada 2 ( dua ) tema pokok yaitu “interfaces” dari manusia dan mesin
dalam sebuah sistem kerja dan analisa sistem produksi (industri) untuk
memperbaiki serta meningkatkan performans kerja yang ada. Kedua tema studi ini
yang memberikan motifasi utama bagi Taylor
untuk melakukan riset-riset di industri (Midvale & Bethlehem Steel Company)
saat itu. Apa yang dilakukan oleh Taylor dengan studi kerja-nya telah membuka
lapangan baru dalam disiplin ilmu keteknikan (engineering) yang ternyata tidak
harus selalu terlibat dalam masalah-masalah pengembangan teknologi produksi
perangkat keras (perancangan produk, rancangan mesin /peralatan kerja, dsb);
akan tetapi juga ikut bertanggung-jawab dalam masalah-masalah pengembangan
teknologi produksi perangkat lunaknya (metode kerja/produksi, organisasi dan
manajemen produksi,dsb) Penelitian kerja yang telah dilaksanakan oleh Taylor di
pebrik baja Midvale Bethlehem telah menghasilkan banyak kemaslahatan dan
membawa perubahan-perubahan dalam upaya meningkatkan produktivits melalui
“sumber daya pasif”, maka Taylor telah mengawali eksperimen-eksperimen untuk
meningkatkan produktivitas melalui “sumber daya aktif” (manusia pekerja). Tiga
puluh tahun kemudian terjadi suatu “penyempurnaan” terhadap konsep manajemen
ilmiah yang telah dikembangkan oleh Taylor .
Dalam hal ini kita jumpai apa-apa yang telah dilakukan oleh pasangan
suami-istri Frank & Lilian Gilberth — seorang yang berlantar belakang
teknik sipil dan psikolog — yang mencoba lebih “memanusiawikan” prinsip-prinsip
manajemen ilmiah-nya Taylor
yang pendekatannya cenderung masih serba mekanistik (memperlakukan manusia
seperti halnya manusia yang bisa di program secara linierdeterministik).
Seperti halnya dengan Taylor ,
setudi yang dilakukan oleh Gilbreths tetap terfokus pada komponen manusia dalam
siste kerja (sistem manusia mesin). Sinergi yang terjadi antara pasangan suami
yang insinyur dan istri yang ahli prilaku manusia (psikolog) ini teraasa
memberikan agin segar dan wawasan baru terhadap konsep/prinsip manajemen ilmiah
yang telah dikembangkan oleh Taylor .
Disini prilaku (behavior), maupun pada saat berinteraksi dengan lingkungan
kerja fisik (kondisi ergonomis), maupun pada saat berinteraksi dengan sesama
manusia yang lain (human relation) akan memberi pengaruh yang singnifikasi
didalam segala upaya meningkatkan produktifitas kerja.
Dalam sejarah disiplin teknik industri, setudi telaah kerja yang dilakuakn oleh
Demikian juga problem yang harus dikaji oleh disiplin teknik industri yang
awal mulanya lebih terkonsentrasi ke lantai produksi (mikro) terus melebar luas
mengarah ke problem manajemen industri (perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengndalian sistem produksi ) yang harus pula mempertimbangkan
faktor sistem lingkungan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini
disiplin teknik industri mengkedepankan konsep sistem, analisis sistem dan
pendekatan sistem dalam setiap proses pangambilan keputusan. Disiplin teknik
industri melihat segala permasalahan industri dengan tinjauan dari aspek-aspek
teknis (engineering) maupun non teknis ( sosial-ekonomis). Wawasan
“tekno-sosio-ekonomis” akan mewarnai penyusunan kurikulum pendidikan teknik
industri dan merupakan karakteristik yang khas dan membedakan disiplin ini
dibandingkan dengan disiplin-disiplin lainnya. Sebegitu luasnya ruang lingkup
yang bisa dimasuki untuk mengaplikasikan keilmuan teknik industri, bagaimanapun
juga hal ini dapat dikelompokkan kedalam 3 ( tiga) topik pokok yang menjadi
landasan utama pengembangan disiplin teknik industri. Pertama adalah berkaitan
erat dengan permasalahan-permasalahan yang menyangkut dinamika aliran material
yang terjadi di lantai produksi. Studi disini akan menekankan pada
prinsip-prinsip yang terjadi pada saat proses transformasi / nilai tambah dan
aliran material yang terjadi pada sistem produksi yang terus berkelanjutan
sampai meningkat ke persoalan aliran distribusi dari produk akhir ( finished
goods output ) yang keluar dari pabrik menuju konsumen. Topik kedua adalah
berkaitan dengan dinamika aliran informasi. Persoalan pokok yang dipelajari
dalam hal ini akan berkaitan dengan aliran informasi yang diperlukan dalam
proses pengambilan keputusan yang menyangkut persoalan-persoalan manajemen
industri. Pendekatan kedua ini dalam disiplin teknik industri akan memerlukan
landasan yang kuat melalui penguasaan matematika, fisik dan engineering
sciences. Selanjutnya topik ketiga cenderung untuk bergerak ke arah
persoalan-persoalan yang bersifat makro dan strategis. Persoalan yang dihadapi
seringkali sudah tidak ada lagi bersangkut-paut dengan problem yang timbul di
lini produksi (sistem produksi) ataupun manajemen produksi / industri;
melainkan sudah beranjak ke persoalan diluar dinding-dinding pabrik. Hal yang
terahir inilah yang cenderung membawa disiplin teknik industri untuk terus
menjauhi persoalan-persoalan teknis (eksak, fisik-kuantitatif) yang umum
dijumpai di lini sistem produksi dan bergelut dalam persoalan non-teknis yang
serba abstraktif-kualitatif.
3. PERAN PROFESI TEKNIK INDUSTRI DI MASA DEPAN
Begitu Luasnya ruang lingkup yang bisa dirambah untuk mengaplikasikan
keilmuan teknik industri — walaupun begitu yang masih patut diingat kesemuanya
harus tetap berlandaskan ilmu-ilmu fisika, matematika dan sosial-ekonomis —
membawa persoalan sendiri bagi profesiona teknik industri (industrial engineer
) pada saat mereka harus menjelaskan secara tepat ” what should we do and where
should we work?”.
Pertanyaan ini sebetulnya tidak mudah di jawab secara singkat, jelas dan
memuaskan mereka yang masih awam dengan keilmuan teknik industri. Kenyataan
yang sering dihadapi adalah bahwa seorang yang berlatar-belakang keilmuan
teknik industri sering berada dan bekerja dimana-mana mulai dari lini
operasional sampai ke lini manajerial. Seorang profesional teknik industri seringkali
membanggakan kemampuan dirinya dalam hal merancang dan mengembangkan
konsep-konsep yang berwawasan sistem dengan pendekatan yang bersifat
komperhensif-integral. Pola pikir dan pola tindak yang berwawasan sistem inilah
yang mungkin menjadi “strong basic” dari seorang profesional teknik industri
dimasapun dia berada atau bekerja. Beberapa indifidu yang sukses didalam
meningkatkan kinerja perusahaan merasakan betul bagaimana disiplin teknik
industri telah mampu menjawab persoalan-persoalan yang dihadapinya. Herm
Reininga — adalah President dari Collins Avionices and Comunications Division
(CACD),— USA
— adalah salah satu contoh manager yang sukses membawa seluruh aktifitas
manufactuing CACD selama lebih dari satu dekade, karena latar belakang profesi
teknik industri yang dimilikinya. Pada saat ditanyakan kiat kunci sukses yang
diraihnya, Reininga menyatakan “…. The industrial engineering dagree gave me a
system that the other didn’t have. It gave me the ability to statistically
analzed products and processes” (Boggs,1997). Hal yang senada dengan Reininga
juga dinyatakan oleh susan Story — Vice President dari Albama Power Co. —
seorang yang berlatar belakang pendidikan formalnya sebagai nuclear engineer,
tetapi merasakan bahwa sukses karier yang dicapainya lebih banyak ditunjang
oleh keikutsertaanya didalam mengikuti “IE training ” pada berbagai kesempatan
yang dimilikinya. Pada saat menceritakan kiat-kiat suksesnya , Story menyatakan
antara lain ” … a background in industrial engieenering gives you a creadibility
you can’t get otherwise. Industrial engineering combines the technical skill
with the people skill and some business-type skills that proven to be important
in project management and people management ….”(Boggs, 1996) Kiat-kiat meriah
sukses didalam merintis karier seseorang karena ilmu-ilmu TI yang dikuasai,
tentunya masih banyak lagi yang bisa diperoleh dari berbagai kisah meraih
sukses seseorang. Hal tersebut tidak hanya dijumpai di LN, melainkan bisa juga
bisa dipetik dari apa yang pernah dinyatakan oleh seorang Cacuk Sudariyanto —
yang berlatar belakang pendidikan formalnya sebagai insinyur pertambangan ITB —
pada saat mendongkrak kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia bergerak ke arah bisnis
global. Dalam pernyataanya didepan peserta kongres dan seminar ITSMI sekitara
awal tahun 1990-an dan berbagai kesempatan lainnya, Cacuk menyatakan
“kekagumannya” dengan ilmu-ilmu TI yang ternyata cukup efektif dalam memecahkan
permasalahan manajemen industri. Begitu pula bagaimana seorang Kuntoro
Mangkusubroto dengan latar belakang permasalahan yang kuat bidang operation
research dan manajemen industri lainnya mampu melepaskan PT. Timah yang nyaris
ambruk sampai menjadi sebuah perusahaan yang sehat. Meskipun pada saat itu
orang belum mengenal konsep mengenai “reegineering” , akan tetapi apa yang
telah dilakukan oleh kedua sarjana teknik tersebut betul-betul memberikan
konstribusi nyata akan peranan disiplin dan profesi teknik indusri didalam
“revitalisasi” kinerka perusahaan. Tantangan global yang membawa dampak kearah
suasana persaingan yang lebih keras, tentu saja akan memberikan nuansa
perubahan san pradigma baru yang harus mampu diantisipasi oleh seorang manajer
perusahaan mulai dari lini produksi/operasional sampai ke lini penentu
kebijaksanaan dan pengambil keputusan strategis. Menghadapi situasi semacam ini
tentu saja diperlukan seorang majer industri yang memiliki bekal kuat yang
tidak saja menguasai kemampuan-kemampuan teknis operasional (enginereering
design/processes) ; tetapi juga harus menguasai dengan baik kemampuan mengenai
persoalan manusia (human skill), selain juga kemampuan didalam memformulasikan
da melahirkan konsep-konsep baru yang secara efektif-efisien bisa memberikan
terobosan dalam memecahkan permasalahan industri yang semakin kompleks dan penuh
dengan ketidakpastian.
o Boggs, Kathryn C. IE Successes : IE helps Story Succeesd as VP II-Solution, September 1996.
o Boggs, Kathryn C. IE Successes Provides Skills For Success. IIE-Solutions, February 1997.
o Emerson, Howard P.& Douglas C.E. Naehring . Origins of Industrial Engineering : The Early Years of a Professions.
o Kimbler, D.L. The Development of Modern Industrial Engineering. Printed in Engineering Horizons, Sparing 1995. A peterson’s /COG Publication.
o Wignjosoebroto,Sritomo. Pengantar Teknik Industri. : PT. Guna Widya, 1993 o Wignjosoebroto,Sritomo. Sejarah Dan Perkembangan Keilmuan Teknik Industri : Gejala “Back To Basic ” Dalam Menghadapi Perkembangan Industri. Makalah yang disampaikan dalam acar Pekan Ilmiah Industri 1997 - Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Islam
o Wignjosoebroto,Sritomo. Prospek perkembangan profesi teknik industri dalam menunjang kinerja perisahaan. Makalah disampaikan dalam acara IE-Award97 Himpunan Mahasiswa Teknik Inedustri - Institut Teknologi Nasional ,
Komentar