PERKEMBANGAN DAN PROSPEK KERJA TEKNIK INDUSTRI
1.
Sejarah
Perkembangan Teknik Industri
Teknik Industri diterjemahkan dari kata ”indusrial engineering” sebagai suatu ilmu ilmu keteknikan teknologi
yang tergolong baru dibandingkan dengan ilmu ilmu keteknikan yang lain (teknik
sipil, teknik mesin, teknik elektro, dan sebagainya), lahir dan memiliki akar
yang kuat dari proses Revolusi Industri yang berlangsung hampir dua abad yang
lalu. Ilmu ini pada awalnya dikembangkan oleh beberapa individu (Tylor,
Gilbreth, dll) yang berusaha untuk mencari metode-metode untuk meningkatkan
produktifitas kerja melalui stuasi kerja yang lebih efektif dan efisien dengan
mengkaji interaksi kerja mannusia dan mesin sebagai suatu sistem yang integral.
Sekitar satu abad yang lalu, Frederick Winslow Taylor
(1856-1915) seorang insunyur mesin yang masih muda waktu itu mengembangkan
teori ”scientific management“ yang
menghasilkan paradigma baru yang beranjak dari ekonomi agraris bergerak menuju
ekonomi produksi (industri). Apa yang dikembangkan oleh Taylor dengan
prinsip-prinsip “scientific management”
yang diterapkan melalui studi-studi perancangan kerja (work study atau design)
tidaklah jauh berbeda dengan apa yang dikerjakan oleh para sarjana teknik
industri sekarang ini.
Fokus dari fungsi dan peran ilmu teknik industri akan
berkisar pada 2 (dua) tema pokok yaitu “interfaces”
dari manusia dan mesin dalam sebuah sistem kerja dan analisa sistem produksi
(industri) untuk memperbaiki serta meningkatkan performans kerja yang ada.
Kedua tema studi ini yang memberikan motifasi utama bagi Taylor untuk melakukan
penelitian di industri (Midvale &
Bethlehem Steel Company) saat itu. Apa yang dilakukan oleh Taylor dengan
studi kerjanya telah membuka lapangan baru dalam ilmu ilmu keteknikan (engineering) yang ternyata tidak harus
selalu terlibat dalam masalah-masalah pengembangan teknologi produksi perangkat
keras (perancangan produk, rancangan mesin/peralatan kerja, dsb), akan tetapi
juga ikut bertanggungjawab dalam masalah-masalah pengembangan teknologi
produksi perangkat lunaknya (metode kerja/produksi, organisasi dan manajemen
produksi).
Penelitian kerja yang telah dilaksanakan oleh Taylor di
pebrik baja Midvale Bethlehem telah menghasilkan banyak kemaslahatan dan
membawa perubahan-perubahan dalam upaya meningkatkan produktifitas melalui
“sumber daya pasif”, maka Taylor telah mengawali eksperimen untuk meningkatkan
produktifitas melalui “sumber daya aktif” (manusia pekerja).
Tiga puluh tahun kemudian terjadi suatu “penyempurnaan” terhadap
konsep manajemen ilmiah yang telah dikembangkan oleh Taylor. Dalam hal ini kita
jumpai apa-apa yang telah dilakukan oleh pasangan suami-istri Frank &
Lilian Gilberth, yaitu seorang yang berlantar belakang teknik sipil dan
psikolog yang mencoba lebih “memanusiawikan” prinsip-prinsip manajemen
ilmiahnya Taylor yang pendekatannya cenderung masih serba mekanistik
(memperlakukan manusia seperti halnya manusia yang bisa diprogram secara linierdeterministik). Seperti halnya
dengan Taylor, setudi yang dilakukan oleh Gilbreths tetap terfokus pada
komponen manusia dalam sistem kerja (sistem manusia mesin). Sinergi yang
terjadi antara pasangan suami yang insinyur dan istri yang ahli prilaku manusia
(psikolog) ini terasa memberikan angin segar dan wawasan baru terhadap konsep
dan prinsip manajemen ilmiah yang telah dikembangkan oleh Taylor. Disini
prilaku (behavior), maupun pada saat
berinteraksi dengan lingkungan kerja fisik (kondisi ergonomis), maupun pada
saat berinteraksi dengan sesama manusia yang lain (human relation) akan memberi pengaruh yang singnifikasi didalam
segala upaya meningkatkan produktifitas kerja.
2.
Arah
Perkembangan Teknik Industri
Dalam sejarah ilmu teknik industri, studi telaah kerja yang
dilakuakn oleh Taylor dan Gilbreths sebaik titik awal muncul, tumbuh dan
berkembangnya ilmu tersebut yang kemudian mampu memperkaya kazanah ilmu
keteknikan yang ada. Disamping kedua tokoh ini, arah dan pertumbuhan ilmu
teknik industri yang diwarnai oleh hasil kerja pionir-pionir lainnya seperti
Henry Gantt (Bar/Gantt Charts), Harington Hemorson Meskipun historis
perkembangan ilmu teknik industri berangkat dari ilmu teknik mesin (mechanical engineering) dan terutama
sekali sangat berhubungan erat dengan sistem manufaktur yang proses
transformasi produksinya terjadi secara fisik. Ilmu teknik industri telah
berkembang luas dalam dua dekade terahir ini. Sesuai dengan “nature” industri yang definisinya sangat
luas, yaitu mulai dari industri yang menghasilkan produk barang fisik (manufaktur) atau jasa (service), sampai ke industri hulu/dasar
yang banyak berhadapan dengan persoalan-persoalan teknis atau industri hilir
yang lebih menonjolkan aspek-aspek ekonomis pemasarannya.
Demikian juga problem yang harus dikaji oleh ilmu teknik
industri yang awal mulanya lebih terkonsentrasi ke lantai produksi (mikro) terus melebar luas mengarah keproblem
manajemen industri (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengndalian
sistem produksi) yang harus mempertimbangkan faktor sistem lingkungan dalam
proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini ilmu teknik industri mengkedepankan
konsep sistem, analisis sistem dan pendekatan sistem dalam setiap proses
pangambilan keputusan.
Ilmu teknik industri melihat segala permasalahan industri
dengan tinjauan dari aspek-aspek teknis (enginering)
maupun tidak teknis (social dan ekonomic). Wawasan “tekno, sosio dan ekonomis”
akan mewarnai penyusunan kurikulum pendidikan teknik industri dan merupakan
karakteristik yang khas dan membedakan ilmu ini dibandingkan dengan ilmu-ilmu
lainnya. Begitu luasnya ruang lingkup yang bisa dimasuki untuk mengaplikasikan
keilmuan teknik industri, bagaimanapun juga hal ini dapat dikelompokkan kedalam
3 (tiga) topik pokok yang menjadi landasan utama pengembangan ilmu teknik industry
yaitu sebagai berikut :
1. Berkaitan erat dengan permasalahan-permasalahan yang
menyangkut dinamika aliran material yang terjadi di lantai produksi. Studi
disini akan menekankan pada prinsip-prinsip yang terjadi pada saat proses
transformasi/nilai tambah dan aliran material yang terjadi pada sistem produksi
yang terus berkelanjutan sampai meningkat kepersoalan aliran distribusi dari
produk akhir (finished goods output)
yang keluar dari pabrik menuju konsumen.
2. Berkaitan dengan dinamika aliran informasi. Persoalan
pokok yang dipelajari dalam hal ini akan berkaitan dengan aliran informasi yang
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
persoalan-persoalan manajemen industri. Pendekatan ini dalam ilmu teknik
industri akan memerlukan landasan yang kuat melalui penguasaan matematika,
fisik dan engineering sciences.
3. Cenderung untuk bergerak ke arah persoalan-persoalan yang
bersifat makro dan strategis. Persoalan yang dihadapi seringkali sudah tidak
ada lagi bersangkut-paut dengan problem yang timbul di lantai produksi (sistem
produksi) ataupun manajemen produksi/industri, melainkan sudah beranjak kepersoalan
diluar dinding-dinding pabrik. Hal yang terahir inilah yang cenderung membawa ilmu
teknik industri untuk terus menjauhi persoalan-persoalan teknis (eksak, fisik kuantitatif)
yang umum dijumpai di lantai sistem produksi dan bergelut dalam persoalan yang
bukan teknis yang serba abstraktif dan kualitatif.
3.
Peran dan Propesi
Teknik Industri Di Masa yang Akan Datang
Begitu luasnya ruang lingkup yang bisa dirambah untuk
mengaplikasikan keilmuan teknik industri, walaupun begitu yang masih patut
diingat kesemuanya harus tetap berlandaskan ilmu-ilmu fisika, matematika dan
social ekonomis. Membawa persoalan sendiri bagi profesional teknik industri (Industrial Engineer) pada saat mereka
harus menjelaskan secara tepat ” what
should we do and where should we work?”.
Pertanyaan ini sebetulnya tidak mudah dijawab secara singkat,
jelas dan memuaskan mereka yang masih awam dengan keilmuan teknik industri.
Kenyataan yang sering dihadapi adalah bahwa seorang yang berlatar belakang
keilmuan teknik industri sering berada dan bekerja dimana-mana mulai dari lini
operasional sampai kegaris manajerial.
Seorang profesional teknik industri seringkali membanggakan kemampuan dirinya
dalam hal merancang dan mengembangkan konsep-konsep yang berwawasan sistem
dengan pendekatan yang bersifat komperhensif integral.
Pola pikir dan pola tindak yang berwawasan sistem inilah yang
mungkin menjadi “strong basic” dari
seorang profesional teknik industri dimasapun dia berada atau bekerja. Beberapa
individu yang sukses di dalam meningkatkan kinerja perusahaan merasakan betul
bagaimana disiplin teknik industri telah mampu menjawab persoalan-persoalan yang
dihadapinya. Herm Reininga adalah
President dari Collins Avionices and
Comunications Division (CACD) USA, adalah salah satu contoh manager yang
sukses membawa seluruh aktifitas manufakturing CACD selama lebih dari satu
dekade, karena latar belakang profesi teknik industri yang dimilikinya. Pada
saat ditanyakan kiat kunci sukses yang diraihnya, Reininga menyatakan “…. The industrial engineering dagree gave me a
system that the other didn’t have. It gave me the ability to statistically
analzed products and processes” (Boggs,1997).
Hal yang senada dengan Reininga juga dinyatakan oleh susan
Story Vice President dari Albama Power Co adalah seorang yang berlatar belakang
pendidikan formalnya sebagai nuclear
engineer, tetapi merasakan bahwa sukses karier yang dicapainya lebih banyak
ditunjang oleh keikut sertaanya di dalam mengikuti IE training pada berbagai
kesempatan yang dimilikinya. Pada saat menceritakan kiat-kiat suksesnya, Story
menyatakan antara lain ” … a background
in industrial engieenering gives you a creadibility you can’t get otherwise.
Industrial engineering combines the technical skill with the people skill and
some business-type skills that proven to be important in project management and
people management ….”(Boggs, 1996) Kiat-kiat meriah sukses didalam merintis
karier seseorang karena ilmu-ilmu TI yang dikuasai, tentunya masih banyak lagi
yang bisa diperoleh dari berbagai kisah meraih sukses seseorang.
Hal tersebut tidak hanya dijumpai di LN, melainkan bisa juga
bisa dipetik dari apa yang pernah dinyatakan oleh seorang Cacuk Sudariyanto
yang berlatar belakang pendidikan formalnya sebagai insinyur pertambangan ITB
pada saat mendongkrak kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia bergerak ke arah
bisnis global. Dalam pernyataanya didepan peserta kongres dan seminar ITSMI
sekitara awal tahun 1990-an dan berbagai kesempatan lainnya, Cacuk menyatakan kekagumannya
dengan ilmu-ilmu TI yang ternyata cukup efektif dalam memecahkan permasalahan
manajemen industri.
Bagaimana seorang Kuntoro Mangkusubroto dengan latar belakang
permasalahan yang kuat bidang operation
research dan manajemen industri lainnya mampu melepaskan PT. Timah yang
nyaris ambruk sampai menjadi sebuah perusahaan yang sehat. Meskipun pada saat
itu orang belum mengenal konsep mengenai “reegineering”
, akan tetapi apa yang telah dilakukan oleh kedua sarjana teknik tersebut
betul-betul memberikan konstribusi nyata akan peranan disiplin dan profesi
teknik indusri didalam “revitalisasi”
kinerka perusahaan.
Tantangan global yang membawa dampak kearah suasana
persaingan yang lebih keras, tentu saja akan memberikan nuansa perubahan san
pradigma baru yang harus mampu diantisipasi oleh seorang manajer perusahaan
mulai dari produksi/operasional sampai ke penentu kebijaksanaan dan pengambil
keputusan strategis. Menghadapi situasi semacam ini tentu saja diperlukan
seorang majer industri yang memiliki bekal kuat yang tidak saja menguasai
kemampuan-kemampuan teknis operasional (enginereering
design/processes), tetapi juga harus menguasai dengan baik kemampuan
mengenai persoalan manusia (human skill),
selain juga kemampuan didalam memformulasikan dan melahirkan konsep-konsep baru
yang secara efektif-efisien bisa memberikan terobosan dalam memecahkan
permasalahan industri yang semakin kompleks dan penuh dengan ketidakpastian.
4 4. Prospek Lulusan Teknik Industri Ke Depan
Teknik
Industri merupakan suatu ilmu yang luar biasa, karena di dalam teknik industri
terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan yang dipelajari. Serjana Teknik
Industri dibekali berbagai macam ilmu yang dipakai di jurusan selain
jurusanTeknik Industri, contoh sebagai berikut :
1.
Ekonomi Teknik
2.
Psikologi Industri
3.
Sistem Informasi Manajemen
4.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Hiperkes)
5.
Algoritma dan Pemograman
6.
Pengetahuan Lingkngan
7.
Rangkaian Listrik dan Elektronika
8.
Akuntansi Manajerial, dll
Sedangkan
ilmu yang ada di Teknik Industri belum tentu didapati di jurusan lain, karena
itulah lulusan Teknik Industri bisa bekerja dimanapun. Dan sejanawan Teknik
Industri dicetak untuk menjadi Menejer atua pemimpin.
Komentar